Yang dulunya extrovert sekarang jadi introvert, Yang awalnya nempel terus ibarat Biskuit Oreo dan Krimnya,
sekarang jadi jauhan bagaikan Sayur di pegunungan dan Ikan di lautan.
Yang dulunya pesen KFC sambil nyindir tentangga
"ehem duh kok makannya itu itu aja sih bund, kalo saya tuh gak biasa ya makan makanan rumahan gitooh minimal yaaa ka ep ci lah, eh canda ka ep ci",
sekarang jadi " bund boleh minta sayurnya dikit ga soalnya gueh tu lagi bosen makan ka ep ci",
Semuanya terjadi karena adanya satu virus yang ga biasa tapi efeknya hingga seluruh pelosok planet bumi ini.
Ada yang tumbang , ada yang bimbang, ada juga yang namanya Bambang.
Yang terjadi bukan tanpa sebab karena itu semua untuk menguji umat manusia seberapa kuat mereka bertahan.
Seberapa kuat mereka cerdas dan seberapa tangguh mereka menghadapi ini untuk mendapatkan uang senilai 50 juta rupiah.
Pertinyiinyi.... .... eit malah jadi kuis.
*kembali ke laptop
Setelah berjalan nya waktu dari keaadan seperti ini gue jadi belajar ternyata kemampuan adaptasi penting dimiliki seseorang.
Untungnya gue udah sering beradaptasi dari keadaan tragedi awal bulan foya foya, hingga akhir bulan teronta ronta.
Adaptasi yang cepat juga dapat melatih seseorang untuk bisa tanggap terhadap keadaan sekitar,
misalnya ketika Anda melakukan kentut di dalam bis dan baunya ternyata menyebar luas ke semua penjuru bis hingga menusuk hidung mereka
"Woi kentut siapa nih baunya merusak indera penciumankuu... !!!"
Jangan lakukan hal dengan menuduh orang lain.
Karena itu akan timbul asumsi orang kalau orang yang nuduh kentut sebenarnya ia lah pelakunya
tapi lakukan, "busett bener banget nih bau banget"
*diam sejenak dan seketika semua orang melihat ke arah gue... upss
*Intinya jangan kentut didalam bus, sekali lagi jangan...
Karena roda itu berputar maka percayalah pandemi ini akan berakhir dan cepatlah ber adaptasi dalam kondisi apapun
*Intinya adaptasi...
(Selamat anda orang yang berhasil membaca hingga akhir)