Minggu, 28 Februari 2021

Adaptasi

 


Yang dulunya extrovert sekarang jadi introvert, Yang awalnya nempel terus ibarat Biskuit Oreo dan Krimnya,

sekarang jadi jauhan bagaikan Sayur di pegunungan dan Ikan di lautan.

Yang dulunya pesen KFC sambil nyindir tentangga

"ehem duh kok makannya itu itu aja sih bund, kalo saya tuh gak biasa ya makan makanan rumahan gitooh minimal yaaa ka ep ci lah, eh canda ka ep ci",

sekarang jadi " bund boleh minta sayurnya dikit ga soalnya gueh tu lagi bosen makan ka ep ci",

Semuanya terjadi karena adanya satu virus yang ga biasa tapi efeknya hingga seluruh pelosok planet bumi ini.

Ada yang tumbang , ada yang bimbang, ada juga yang namanya Bambang.

Yang terjadi bukan tanpa sebab karena itu semua untuk menguji umat manusia seberapa kuat mereka bertahan.

Seberapa kuat mereka cerdas dan seberapa tangguh mereka menghadapi ini untuk mendapatkan uang senilai 50 juta rupiah.

Pertinyiinyi.... .... eit malah jadi kuis.

*kembali ke laptop

Setelah berjalan nya waktu dari keaadan seperti ini gue jadi belajar ternyata kemampuan adaptasi penting dimiliki seseorang.

Untungnya gue udah sering beradaptasi dari keadaan tragedi awal bulan foya foya, hingga akhir bulan teronta ronta.

Adaptasi yang cepat juga dapat melatih seseorang untuk bisa tanggap terhadap keadaan sekitar,

misalnya ketika Anda melakukan kentut di dalam bis dan baunya ternyata menyebar luas ke semua penjuru bis hingga menusuk hidung mereka

"Woi kentut siapa nih baunya merusak indera penciumankuu... !!!"

Jangan lakukan hal dengan menuduh orang lain.

Karena itu akan timbul asumsi orang kalau orang yang nuduh kentut sebenarnya ia lah pelakunya

tapi lakukan, "busett bener banget nih bau banget"

*diam sejenak dan seketika semua orang melihat ke arah gue... upss

*Intinya jangan kentut didalam bus, sekali lagi jangan...

Karena roda itu berputar maka percayalah pandemi ini akan berakhir dan cepatlah ber adaptasi dalam kondisi apapun

*Intinya adaptasi...

(Selamat anda orang yang berhasil membaca hingga akhir)


Selasa, 16 Februari 2021

Cinta Sejati

 


Beberapa hari lalu adalah hari valentine, yang artinya sebagian manusia merayakan dengan berbagi coklat dan kasih sayang bersama dengan orangtua, sebagian bersama pacar.Sisa nya adalah mereka yang menulis status "Valentine bukan budaya kita" yang artinya mereka menolak perayaan valentine terjadi khususnya para jomblo.Tentunya kalian tahu kan gue berada di pihak mana ...?


  Yap benar tidak keduanya,bagiku valentine adalah hari yang biasa,sama seperti hari hari yang lainnya.Tak ada yang special.Sebagai spesies jomblonisme mantan karyawan PT.Mencari Cinta Sejati gue tak sedih bila melihat mereka yang merayakan valentine dengan penuh kasih sayang.


Karena gue telah menemukan cinta sejati sejak tendangan penalti Didier Drogba merobek gawang Manuel Neuer di tahun 2012.Bagiku Chelsea adalah cinta pertama gue ketika belum mengetahui apa itu cinta.Setelah kejadian itu gue,ada rasa cinta yang tumbuh mengakar yang membuat gue semakin cinta dengan Chelsea ini.Sampai akhirnya 2021 rasa cinta gue tak pernah luntur walaupun terkadang naik turun performa nya.Di hari valentine yang tidak akan gue rayakan ini ,gue akan menuliskan janji bahwa suatu saat bakal menemui cinta sejati gue di Stamford Bridge, karena pada dasarnya cinta itu dikejar bukan ditunggu #azek