Kamis, 12 November 2020

Melvin dan Pandemi (Cerita Pendek)


  Sudah hampir setahun dunia terdampak pandemi coronavirus, Mulai dari ekonomi , kesehatan, hingga kuliah online.Memang,kuliah online jadi beban tersendiri bagi kalangan pelajar,seperti aku.Seorang mahasiswa culun yang dompetnya kosong,kuota pas-pasan, bernama Melvin Anggara.Aku adalah orang yang kalo makan bubur ayam diaduk, tipikal siswa yang ketika guru matematika ngejelasin dipapan tulis pura — pura paham padahal ga tau sama sekali.Teman — temanku sempat mengira aku adalah salah satu bagian dari Crazy Rich Surabayan padahal ekonomi keluargaku pas pasan.Jangankan buat beli Lamborghini,Shampo habis aja masih diisi pakai air.Pandemi juga mengakibatkan Toko sembako Citra Cakrawala Maju Mabrur atau disingkat Cicak Mabur,milik ayahku.Mengalami penurunan omset, yang ujungnya pemotongan gaji karyawan hingga beberapa karyawan resign karena gaji yang dipotong.Hanya Pak Min yang masih bertahan.Gara — gara pandemi, juga mengakibatkan hubungan aku dengan Cici jadi renggang terpisah oleh kata rindu, Padahal sebelum pandemi kita adalah pasangan yang membuat siapapun iri.Kami semut dan gula.Kami kiri dan kanan.Kami adalah sebuah biskuit hitam dan krim putih manis didalamnya, saling melengkapi apalagi diputar , dijilat dan dicelupin.Terakhir kali aku bertemu dengannya ketika malam tahun baru Imlek di rumahnya.


‘Vin,bisa kerumah dicari mamah, mau ngadain pesta kecil-kecilan’.

‘Ha,malam tahun baru gini? Kamu mau ngerayain tahun baru cina?.

Memang sih, namamu cina tapi kan keluargamu keturunan Jawa tulen’ aku heran.
‘Bawel,mama ulang tahun’ jawab Cici tegas.Sesampainya disana aku harus di swap test,rapid test,semprot disinfektan oleh mamanya Cici,baru diijinkan masuk rumahnya.Mama Cici memang sangat waspada dengan coronavirus ini,bisa di bilang juga overprotektif.Tidak hanya update episode sinetron terbaru beliau juga update berita corona.

‘Makasih ya Melvin,udah mau ke acara ulang tahun tante’ kata mama Cici sambil makan nasi kuning.

‘Iya tante’ kataku.’Emang harus gini ya duduknya? overprotektif banget mama kamu’ lanjutku berbisik agak keras kepada Cici.

‘Ssst… diem ikuti protokol kesehatan ‘ jawab Cici
‘Oiya,Melvin nanti kalo mau pulang tante swap test,rapid test sama semprot disinfektan dulu ya.Sama ini sekalian hand sanitizer dibawa pulang ya buat stok dirumah’.sambil menenteng jerigen berisi hand sanitizer.

‘Iya tante makasih’ jawabku singkat agak cemas.takut di swap test lagi.

Malam itu pukul 22.00 aku selesai kuliah online.Seperti biasa aku menelpon Cici untuk melepas kerinduan.Lagi- lagi ia mengatakan ‘Kamu udah minum vitamin kan?udah makan?jangan tidur larut malem’.

‘Iya iya,Bawel’ jawabku kesal karena setiap kali telepon dengannya Cici selalu menanyakan itu.’Kamu kenapa si semenjak pendemi jadi overprotektif,ga jauh beda sama mama kamu’.

‘Loh, kan demi kesehatanmu.Di masa pandemi gini harus lebih memperhatikan kesehatan’

‘Aku tau mama kamu dokter tapi aku gasuka diatur gini gitu’ jawabku kesal
‘Ga liat berita?Udah banyak yang menyepelekan Corona jadi makin banyak yang positif’kata Cici agak keras.

‘Alah datanya ga valid itu paling akal — akalan pemerintah,Buktinya banyak berita pasien yang meninggal gara-gara penyakit lain,malah di masukin data meninggal karena Corona.’ kataku yang tidak percaya dengan data pemerintah.’Pak Teguh yang sehari — harinya jadi kondektur bus,berdesak — desakan dengan orang,banyak yang ga pake masker.Sehat — sehat aja tuh’ lanjutku.

‘Setidaknya hargai lah perjuangan para petugas medis !!!.’Cici mulai kesal. ‘Pokoknya harus tetep jaga kesehatan jangan nyepelein,Kalo salah satu orang terdekat kamu meninggal gara gara corona baru sadar kamu’ lanjut Cici langsung mematikan telponnya.Menurutku asal imunnitas tubuhnya kuat ga bakal tuh kena penyakit.

Besoknya di parkiran McD tempat aku pertama bertemu Cici, aku merasa ada yang hilang, bukan bantal Iron Man kesayangan ku.Ada potongan puzzle yang hilang dari hati ini.Tiba — tiba telpon ku berdering,dari mama Cici.

‘Vin,yang sabar ya kamu harus ikhlas’

Firasatku tidak enak,’ada apa tante? ‘

‘Cici positif Corona dan… ia meniggalkan pesan buat kamu buat tetep jaga kesehatan dan jangan nyepelein Corona’ ungkap mama Cici dengan nada pelan,dan terlihat sedih.’Seriusan tante?? Cuma positif kan ga sampe meningal?’kataku sedikit optimis Cici bisa sembuh.Mama Cici langsung menutup telponnya,tak menjelaskan apa — apa lagi.Setelah kabar itu aku masih mencoba menghubungi Cici tapi tak ada respon.Pikiranku tak karuan.Kurasa hari itu adalah hari terakhir aku telponan dengannya, harusnya aku tidak membantahnya.

Hari terus berganti,aku masih dengan pikiran yang sama. Aku sempat menangis sambil memeluk bantal Iron Man kesayanganku.Namun perlahan aku mulai bangkit, memulai hidup yang baru. Kini aku jadi makin waspada dengan pandemi ini,memang tidak seharusnya disepelekan tapi tidak boleh terlalu panik.Aku jadi tersadar pentingnya menjaga kesehatan di masa pandemi ini.Di masa New Normal aku dan keluargaku melakukan kegiatan untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi.Ayahku dengan Toko sembako Cicak Mabur merekrut beberapa karyawan yang ter PHK.Aku dan mamaku membagikan nasi kotak,masker dan hand sanitizer kepada masyarakat yang membutuhkan.Aku juga mengumpulkan kucing — kucing jalanan untuk kubagikan ikan asin.Semoga vaksin segera ditemukan agar pandemi ini berakhir, keadaan kembali seperti semula.Kuliah online tiada hati gembira, Omset penjualan ayah naik dompet jadi berisi.Walaupun kamu tak akan bisa kembali lagi.

‘Vin semangat aku bangga sama kamu sekarang’ kata seseorang yang mengingatkanku pada Cici.Aku menoleh , terkejut ‘Cici !!!! kamu masih hidup?’.Ia hanya tersenyum lalu menghilang


1 komentar:

  1. Good stories semanget nulisnya gan,

    jangan lupa kunjungi balik,
    https://aisurunihongo.blogspot.com/2021/01/pengertian-tsuru-tsuru.html

    BalasHapus