Minggu, 30 Agustus 2020

Misi Wifi

 


    Seperti hari lainnya , hari itu gue dan tim melaksanakan misi ke suatu desa.Misi kali ini meninggalkan kisah yang unik.Memang dalam pemasangan WiFi tentu kami dituntut target,gue selalu mencoba untuk memenuhi target tersebut.

    Hari itu, seperti biasanya sesampainya di lokasi gue melakukan survei terlebih dahulu daerah mana yang tepat untuk di sumbangkan alat yang digunakan untuk penangkap sinyal WiFi.Disisi lain kedua warga yang rumahnya berseberangan berebut agar terpasang di dekat rumah mereka masing-masing sembari berkata "Mas, Dirumahku saja","Mas dirumahku saja anda mau butuh apa saja tak belikan" sahut salah satu warga yang mencoba meyakinkanku untuk memilih rumahnya.

   Memang dirumah satunya kemungkinan untuk mendapatkan sinyal WiFi cukup mudah apalagi beliau juga akan membelikan apa saja yang aku butuhkan untuk instalasi.Dirumah satunya lagi terdapat banyak pohon yang rindang, yang menyejukkan,namun ini akan menjadi halangan melakukan instalasi terlebih ia lebih senior dibanding warga yang satunya.

     Akhirnya aku memutuskan untuk mencari sinyal terlebih dahulu di rumah yang banyak pohon rindang itu.Meskipun aku tahu sulit mendapatkan sinyal tapi aku coba lakukan itu agar si bapak ini yakin bahwa di kediamannya sulit untuk mendapatkan sinyal, Walaupun nantinya jika saya instalasi dirumah bapak yang satunya beliau juga bisa menikmati WiFi tersebut,karena rumah mereka berdekatan hanya terpisah pepohonan yang rindang.

    Setelah aku coba dan terbukti sulit mendapatkan sinyal,bapak yang satunya pun langsung merasa dia memenangkan perdebatan mengenai instalasi WiFi ini,memang menang debat itu seru apalagi dengan teman terdekat kita.Tak lama-lama gue pun langsung coba di rumah beliau sebut saja Pak Mendat (bapak yang MEmeNangkan perDebATan tentang lokasi instalasi WiFi)

    Karena sinyal yang didapat kurang maksimal,pak Mendat pun menyarankan untuk di pasang diatas genteng tanpa basa-basi ia pun membuka genteng sekitar 10 biji agar mudah memasangkan besi ini berukuran 6 meter ini yang ditumpangi alat penangkap sinyal.Setelah ku coba akhirnya mendapatkan sinyal yang maksimal gue pun menyarankan menggunakan kawat yang harganya tidak terlalu mahal atau besi lagi untuk disambungkan
,namun pak Mendat memilih besi yang harganya mahal karena diawal (ia akan membelikan apa saja yang saya butuhkan untuk instalasi WiFi)

  Meskipun sebenarnya aku merasa terlalu merepotkan pak Mendat karena telah membelikan banyak peralatan tapi itu terpaksa kulakukan karena isi dompet sudah berpuasa selama lebih 3 hari.Setelah besi datang kamipun menyambung besi tersebut dan meletakkan besi tersebut di posisi tadi.

    Ketika besi diangkat dan tragedi pun terjadi.Sebut saja Budi rekan setimku tidak kuat untuk mengangkat besi ini karena sudah mulai lelah dan berujung beberapa genteng pecah.Pak Mendat sebenarnya mencoba untuk menyelamatkan besi yang akhirnya terjatuh tersebut, Namun apa daya beliau sedikit telat dan mengakibatkan ia berdarah terkena besi serta genteng pecah.

     Akhirnya kami melakukan cara lain yaitu dengan mengangkat kedua besi satu persatu dan menyambungkan nya rencana ini pun berhasil.Setelah aku menemukan sinyal yang bagus, aku pun mengikat besi tersebut dengan kawat agar terpasang kencang tanpa takut diterpa angin berhembus kencang.Lalu  aku pun melakukan setting dan, akhirnya kami dapat menikmati WiFi tersebut.

   Pak Mendat menikmati WiFi tersebut dengan nyaman.Tetangga yang tadi kalah debat pun bisa menikmati WiFi tersebut diarea rumahnya juga.Sebelum kami pulang Pak Mendat menawarkan kami untuk makan dulu dan mengundang warga sekitar untuk mencoba WiFi ini.

   Aku pun bahagia melihat apa yang kukerjakan dengan tim bisa berguna bagi masyarakat sekitar.Melihat ekspresi mereka bahagia dengan adanya WiFi tersebut membuatku tersenyum lebar.

      Hari ini sungguh hari yang indah bagiku karena bisa bermanfaat bagi orang lain meskipun sebenarnya aku ga enak dengan pak Mendat yang sudah membantu  dalam instalasi, membelikan peralatan hingga gentengnya pecah.Ketika aku coba bantu perbaiki genteng tersebut ia seraya berkata "Ga usah biar nanti tak benerin,toh gausah repot yang penting tadi tidak terjadi apa-apa dengan kalian", yang menegaskan bahwa ia tidak merasa direpotkan,Akupun pamit untuk perjalanan pulang seraya diperjalanan aku menggumam "Ohh kapan dompet ini terisi lagi".

0 komentar:

Posting Komentar